Pojok Nasional

#PILKADACIANJUR2015 : SURANTO – AB BERTEMU DI NU


#infoCJR - Entah kebetulan atau memang disengaja Calon Wakil Bupati Cianjur 2016-2021 dari PDIP bertemu Ade Barkah (AB) di acara perayaan Hari Ulang Tahun (Harlah) NU ke-89 di lapangan Hypermart Jl. Ir. H. Juanda, Sabtu (23/5) lalu.

Keduanya nampak akrab dan sejumlah warga di acara itu menggadang-gadang supaya AB yang disebut-sebut akan mendampingi calon bupati lainnya dari Partai Demokrat H. Herman Suherman, ST. MAP mau berselfie dengan Suranto. “Dua orang ini lebih cocok untuk Cianjur kedepan, saya akan milih AB jika jadi pendamping pak Suranto,” kata Ahmad (33) warga NU Cilaku yang sengaja datang ke lokasi acara.

Suranto - AB bertemu di Harlah NU
Menurut Ahmad, AB dan Suranto lebih ideal dibanding yang lain. Sebagai warga NU dirinya berharap ada orang NU yang nanti memimpin Cianjur. “Kebetulan kata panitia baik Suranto dan AB adalah orang NU,” sambungnya.

Informasi yang dihimpun @infocianjur menyebutkan, sehari sebelumnya pengurus partai di Cianjur telah berkumpul di Hotel Palace Cianjur terkait pengusungan Suranto sebagai Bupati Cianjur. PDIP sebagai penggagas acara itu berharap AB bisa mendampingi Suranto. Hal yang tak jauh beda diinginkan kubu Herman Suherman.

“AB memang menjadi salah satu alternatif yang diunggulkan untuk mendampingi pak Suranto, tapi putusannya masih dalam tahap negosiasi,” kata salah seorang Wakil Ketua DPC PDIP Cianjur yang menolak disebut namanya kepada @infocanjur, Minggu (24/5).

Rumah Sakit NU

Sementara itu Suranto yang kini masih menjabat Wakil Bupati dalam acara Harlah NU itu berjanji jika ia terpilih akan membangun Rumah Sakit NU. Sebab kata dia dengan memiliki  RS  maka peranan NU akan langsung dirasakan oleh masyarakat.

“Saya menginginkan  NU Cianjur memiliki  RS, sehingga NU bisa  lebih berkontribusi lagi dalam  membangun masyarakat,” kata Suranto, dalam sambutannya di hadapan puluhan ribu Nahdiyin yang langsung disambut tepuk tangan meriah.

Gagasan Suranto ini Kata Ketua PC NU Cianjur, KH. Choerul Anam MZD,  sangat mungkin terwujud, pasalnya Lembaga Kesehatan NU (LKNU)  Cianjur  kini dipimpin  dr. Mein Suranto istrinya. Sekarang pun aktivitas LKNU sudah optimal, sehingga bisa  dijadikan  embrio atau cikal bakal RS NU.

Menurut Anam, dua RS NU di  Jatim dan Jateng bermula dari LKNU yang dikembangkan. “Mudah-mudahan saja di Cianjur pun RS NU bisa  terwujud,” sambung Anam. ***

Suherman - Ade Barkah, Suranto - Dadang Sufianto ?

H. Herman Suherman, ST, MAP
#infoCJR - H. Herman Suherman, ST, MAP nampaknya makin mengkrucut ia akan dipilih Partai Demokrat menjadi satu-satunya bakal calon yang direkrutnya. Sumber @infocianjur di PD menyebut dan memperkuat hal itu.
"Ya PD sudah bulat bundar pasti akan akan usung Herman Suherman karena hasil surveynya diatas orang lain," kata seorang sumber yang enggan disebut namanya dengan alasan takut mendahului keputusan partai.

Nah sekarang siapa yang bakal mendampingi Direktur PDAM Tirta Mukti ini membawa Cianjur lebih baik dan agamis itu ? . Sebuah sumber di Partai Golkar Cianjur meyakinkan , Ketua DPD Golkar Cianjur, Drs. H.  Ade Barkah Surachman  (ABS) akan mengambil langkah rasional dengan mengambil posisi Wakil Bupati. Terlebih kisruh Golkar di tingkat pusat belum selesai hingga kini.

Publik juga menilai ABS lebih rasional bila mengambil posisi Wakil Bupati. "Saya kira Golkar lebih rasional bila ambil posisi wakil bupati, itu sangat menguntungkan posisinya. Sebagai pemenang kedua dalam pemilu legislatif beberapa waktu lalu, jika pintar-pintar mengambil posisi dia akan menjadi partai pemerintah di Cianjur," kata salah seorang Pengamat Politik Cianjur, Ahmad Ramdhan, kepada @infocianjur beberapa waktu lalu.

Sebelumnya Bupati Cianjur H. Tjetjep Muchtar Soleh yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Cianjur, sempat menyatakan, menyambut baik jika jagoan yang diusungnya, Herman Suherman, dapat disandingkan dengan Ketua DPD Partai Golkar Cianjur, H. Ade Barkah Surahman. 

Dalam upaya merebut simpati pemilih Herman terus digenjot dan diperkenalkan oleh Tjetjep dalam berbagai kegiatan. Sampai saat ini Tjetjep sendiri mengakui belum secara pasti dengan siapa Herman akan dikawinkan. “Namun akan lebih mudah untuk memenangkan Pilkada, jika Ade Barkah bersedia jadi pendampingnya” ujarnya seperti dikutip sku-aspirasirakyat.com.

dr. H. Suranto MM
Pasangan papapan atas lainnya, dr. H. Suranto MM yang dipastikan akan diusung PDIP dan partner koalisinya  masih menimbang-nimbang dengan siapa Suranto akan dikawinkan. Tim Sukses Suranto masih enggan menyebut dengan siapa Suranto akan dipasangkan.

Kabar 'warung kopi' menyebut paling kuat Suranto akan 'didahupkan' dengan mantan Wakil Bupati Cianjur sebelumnya, DR. H. Dadang Sufianto, Msc, Msi. Ada juga nama lain seperti Aldwin Rahadian yang disebut-sebut akan mendapingi Suranto tapi sumbernya masih samar.

"Kita tidak akan mendahului putusan partai, tapi DPP PDIP memang sudah final memutuskan hanya dr. H. Suranto yang bakal diusung, insyaallah tanggal 28 Mei diumumkan ke publik," kata sumber @infocianjur di Kantor DPD PDIP Jabar beberapa waktu lalu. ***




Elit Berebut Jadi Pemimpin, Anak Kecil itu Disekap Tiga Hari

ilustrasi
#infoCJR - Tak ada hubungannya antara elit yang sedang berebut menjadi pemimpin dengan kejadian anak kecil yang disekap tiga hari yang lalu di Kecamatan Bojongpicung Cianjur. Apalagi bagi siapa saja yang tengah berasyik masyuk dengan hasrat politik merebut kursi orang nomor satu dan nomor dua di Kabupaten berpenduduk hampir 2,7 Juta jiwa ini.

Kejadian anak SD yang diperkosa atau diculik lalu dijual jadi budak seks adalah sisi paradoks kota yang menyandang sebutan sebagai kota santri ini.  Semua orang tua tentu sangat prihatin dengan munculnya berita-berita yang membuat kita terperangah itu. Kok bisa ada anak SD yang disekap , diperkosa bahkan ada yang dianiaya.

Kamis, 21 Mei 2015 lalu , Radar Cianjur dan sejumlah media massa lokal memuat berita utama : Siswa SD Disekap Tiga Hari !. Ada apalagi kegilaan di republik ini. Tega-teganya orang berbuat seperti itu menculik anak bau kencur lalu membuangnya dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Fenomena Gung Es

Nasib yang menimpa Mawar (15) warga Kampung Pasirloa Desa Sindangsari Kecamatan Bojongpicung sebenarnya hanyalah kejadian yang berhasil diungkap media. Kejadian serupa barangkali bisa lebih parah dari itu.

Ibarat gunung es kasus yang menimpa mawar hanya sedikit yang kelihatan , sementara persoalan lebih besar ada di baliknya. Berbagai catatan mengenai kekerasan terhadap anak di Cianjur sering diberitakan media, sayang respon pemimpin dan wakil rakyat kita untuk memberikan solusinya atas keprihatinan ini nyaris tidak ada.

Padahal anak adalah gerbang masa depan ia hadir menjadi generasi yang akan menentukan arah bangsa ini untuk masa-masa yang akan datang. Bila kasus-kasus kekerasan terhadap anak tidak mendapat respon dan aksi nyata untuk melawannya,  ini bisa disebut kita tengah keranjingan suatu penyakit abai terhadap masa depan. Sebab dipundak anaklah republik ini akan terus hadir atau tenggelam. 

Pusat Pelayanan Terpadu dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur mencatat hingga Mei 2015 , setidaknya telah terjadi 28 kasus tindak kekerasan terhadap anak. Tren ini terus meningkat setiap tahun sementara upaya untuk menekannya masih samar-samar.  (Pikiran Rakyat,  14 Mei 2015)

Cianjur 9 Desember 2015 akan memiliki pemimpin baru, setelah 10 tahun dipimpin oleh Bupati Tjetjep M Soleh.  Selama 2 periode kepemimpinannya tentu kita tak patut berharap banyak karena itu sudah masa lalu. Yang kita butuhkan adalah mencari pemimpin baru demi Cianjur baru yang lebih ramah terhadap rakyat termasuk anak-anak.

Ramah dimaksud bukan hanya sekedar piawai menggunakan undak usuk bahasa yang santun dengan bungkus pencitraan yang baik, ramah disini adalah adanya kehadiran dalam setiap derita rakyat.  Ramah dalam artian memberikan penyantunan terhadap kehidupan yang lebih baik dan mulia bagin setiap nafas rakyat termasuk anak-anak. Mampu membawa daerah ke arah kemajuan dan setara dengan daerah-daerah lain di Jawa Barat bahkan dunia.

Kita berharap pemimpin kita punya visi ramah anak, visi mengayomi dan memberi ruang yang terbuka bagi kehidupan anak dan masa depan generasi yang lebih terarah. Seorang pemimpin yang mampu membuat ruang bermain anak yang nyaman , megah dan tentu saja mendidik. Disamping tegas melawan setiap kekerasan dan kejahatan terhadap anak. 

Malu kita sama visi daerah 'Gerbang Marhamah' - Gerakan Pembangunan Berakhlakul Karimah - jika akhlak mulia tak dipertontonkan oleh para pemimpin. Ironis jika saat ini seperti diberitakan media, anak SMP saja sudah bisa melahirkan di saat ujian. Dan itu di daerah kita, terjadi disebelah rumah kita, di kampung kita di daerah yang kini anda rebutkan untuk supaya anda menjadi pimpinannya. ***



DAUN JINGGA : Obat Herbal Paling Dicari

Trending topic teryata kini tidak hanya milik twitter. Beberapa merk herbal kini diburu warga karena terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis bahkan langka. Tren terhadap herbal selain dipengaruhi oleh pandangan global terhadap pentingnya kembali ke alam juga karena berbagai jenis bahan herbal dapat dengan mudah ditemukan terlebih di negara kaya raya seperti di Indonesia. Sehingga tentu saja obat herbal lebih murah dari obat sejenis yang diolah dengan proses kimiawi.

Obat herbal kini menjadi pilihan ke 2 setelah pengobatan medis, mungkin di tahun-tahun mendatang posisi obat herbal akan menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Obat medis hanya jalan terakhir karena setiap obat kimiawi mengandung efek kurang baik pada tubuh dalam jangka panjang. Sementara obat herbal sebaliknya, ia tidak menyimpan efek samping sama sekali terlebih jika digunakan sesuai takaran yang dianjurkan.

Pantauan @infocianjur ada obat herbal jenis baru yang kini banyak dicari, salah satunya 'Daun Jingga'. Obat Herbal ini mulai merangsek pasar obat herbal karena memiliki keampuhan khasiat yang luar biasa. Banyak penyakit 'aneh' yang sembuh setelah minum obat ini.

Direktur Pemasaran PT. Pusaka Unggul Nusantara yang memproduksi obat herbal Daun Jingga, Chevy Sumarna, kepada @infocianjur membenarkan adanya trend positif terhadap herbal ini. "Kami memproduksi Daun Jingga dalam jumlah besar karena permintaan masyarakat juga cukup besar," ujar Chevy.

Ramuan Herbal Daun Jingga dikemas tidak layaknya jamu atau herbal lainnya. Daun Jingga tampil seperti minuman kopi atau teh yang terasa nikmat bila disajikan saat santai bersama keluarga. Bisa pula menjadi suguhan istimewa untuk tamu yang datang.

"Karakteristik Daun Jingga memang luar biasa, saya dapatkan ramuan ini dari pusaka nenek moyang kita. Termasuk dari hasil penelitian herbalis yang diolah secara modern dan higienis, " sambung Chevy.

Dikatakan Chevy, Daun Jingga  mampu membantu mengobati berbagai macam  penyakit mulai dari masuk angin, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, flu, demam, sakit kepala, sariawan, migren, pegel linu, rhematik, asam urat, kolestrol, prostat dan lain-lain. Mereka yang bekerja di malam hari sangat cocok minum herbal ini.

Daun Jingga terbuat dari bahan-bahan herbal pilihan seperti jahe merah, gula aren, habatusauda, kulit manggis, kayu manis, kapulaga, dan rempah - rempah lainnya. (ADV)

Cara konsumsi :

Tuangkan 2 - 2.5 sendok makan serbuk Daun Jingga ke dalam gelas teh/kopi, seduh dengan air panas, minum 2x sehari dan rasakan khasiatnya.
Daun Jingga adalah produk herbal alami sehingga aman dikonsumsi oleh siapa saja : orang tua, dewasa dan anak-anak.
 

More Info :
SMS_ 0856 222 1 456
Telp._081 222 74 222 7
WA. _0817 351 789 (WA)
Pin BB : 32FD5C49
Follow : @daun_jingga87
FB : facebook.com/daun jingga
Website : 'www.daunjingga.com (lounching 1 juni)

Pilkada Cianjur 2015 : Berebut Mencari Pendamping, Sebuah Analisa

#infoCJR - Para bakal calon bupati dan wakil bupati Cianjur 2016-2021 terus bermanuver untuk meraih simpati rakyat. Berbagai kegiatan sosialisasi dan iklan pencitraan para calon terus menghiasi halaman depan media massa lokal. Semuanya tak mau ketinggalan karena waktu 'berjuang' menggali potensi suara pemilih diburu dengan waktu.

Berdasarkan analisa yang ada , setidaknya kini muncul beberapa nama bakal calon yang paling dominan bergerak diantaranya H. Herman Suherman, ST. MAP, Direktur Utama PDAM Tirta Mukti Cianjur. HS begitu Herman Suherman disebut, wajar bila dianggap paling getol bermanuver. Dukungan Bupati Cianjur berkuasa saat ini, Tjetjep M. Soleh dan keluarga menjadi darah segar bagi sosialisasi mantan pejabat Dinas Binamarga Cianjur ini. Nama HS pun berbinar dalam hitungan hari dari hulu sampai hilir , dalam sekejap warga Cianjur kini mengenal nama sang 'Satrio Piningit' HS.

H. Herman Suherman, ST. MAP , Bakal Calon Bupati Cianjur 2016-2021 (Foto : @Balad_BHS)
Berbeda dengan HS, Wakil Bupati Cianjur saat ini dr.H. Suranto yang selama hampir 4 tahun mendampingi Bupati Tjetjep M. Soleh justru seperti berjalan sendirian. Ia rupanya tak mendapat tempat di hati kawan sejawatnya yang dulu sempat satu perahu menuju orang nomor 1 dan nomor 2 di kabupaten berpenduduk hampir 2,7 Juta orang ini. Ya namanya juga politik lawan kawan hanya diukur oleh seiramanya kepentingan, saat dianggap tak searah kepentingannya saat itu pula perkawinan politik bubar. Musuhpun bisa sekejap menjadi kawan dan kawan jadi musuh yang saling menerkam satu sama lain.

Padahal Suranto menjadi salah satu kandidat bakal calon bupati dengan elektabilitas lumayan tinggi. Dukungan terhadapnya luar biasa besar, mereka yang tak puas dengan kinerja Bupati Tjetjep M Soleh seolah mendapat tempat disini. Entah logika apa yang menyebabkan Suranto dinisbatkan sebagai orang tertindas yang patut mendapatkan dukungan publik. Mungkin anggapan publik selama ini Suranto berada di posisi tertindas, termarginalkan. Rakyat yang melankolis kadang terlalu subjektif menilai orang atau figur publik tertentu. Figur yang dianggap mendapat penghinaan, tindasan, lemah atau dilemahkan serta merta menjadi daya tarik untuk publik berpihak. Dan dalam soal ini Suranto cukup piawai mengambil peran dan citra ini.

Dua kutub figur ini nyaris tak ada tanding, kini keduanya berada di posisi puncak. Tapi bukan berarti mereka yang bakal terpilih, drama ini masih jauh untuk bisa disimpulkan. Panggungnya pun masih belum jelas,  perahu mana yang akan dipakai oleh kedua orang 'hebat' ini untuk berlabuh masih belum pasti.

Di luar kubu yang sama-sama sedang berkuasa itu sebenarnya ada nama lain meskipun pamornya belum sekinclong HS dan Suranto. Adalah nama Ketua DPD Golkar Kab. Cianjur, Ade Barkah Surahman - kini anggota DPRD Provinsi Jawa Barat - juga belakangan memasang baligo dan banner untuk maju di Pilkada Cianjur 2015. AB begitu beliau biasa disapa, adalah politikus kawakan. Pengalaman politiknya tidak diragukan. Wajar bila kemudian ia berambisi untuk merebut kesempatan menjadi 'Dalem Pancaniti' yang segera ditinggalkan Tjetjep M Soleh yang sudah dua periode menjabat.

Nama lain yang beredar adalah Abah Ruskawan, Sheli Andriani Gantina, Hedi Permadi Boy , Cecep Buldan, Ocky Aldwin Rahadian, Ecky Awal Muharam, Mohammad Toha, Levi Ali Firmansyah dan masih banyak lagi. Mereka kini menghiasi kolom-kolom pilihan sejumlah lembaga survey independent yang disewa partai politik untuk menentukan kebijakannya. Yang agak nyeleneh tapi tak boleh dianggap enteng adalah munculnya calon perorangan seperti Deni Sunarya alias Mang Gawel. Tokoh balap motor yang malang melintang di dunia jalanan. Posko pemenangannya ramai dikunjungi anak muda dan remaja, ribuan KTP dan tanda tangan dukungan sudah dikumpulkan tim suksesnya yang nampaknya sangat militan.

Dari percakapan media sosial sebenarnya kita bisa menarik satu kesimpulan, rakyat sebenarnya mulai jengah dengan kebijakan politik yang ada selama ini. Mereka cukup kritis kadang bernada satir dan sarkastis bahwa setelah pemimpin baru Cianjur terpilih desember mendatang, mutlak harus ada perubahan yang baik. Pelayanan kesehatan, perbaikan infratruktur seperti jalan , pendidikan dan penanganan pengangguran serta kemiskinan menjadi isue yang selalu muncul agar mendapat perhatian sang pemimpin harapan. Beberapa sosok tadi seperti HS, Suranto, AB, Ecky Awal Muharam, Hedi Permadi Boy, Cecep Buldan, Aldwin Rahadian dan lain-lain diharapkan bisa mewakili keinginan rakyat Cianjur pada umumnya.

Berebut Pendamping

Dari nama-nama yang muncul tadi baru dua orang yang secara tegas hanya memilih untuk menjadi Bupati Cianjur. Mereka itu adalah HS dan Suranto. Sementara yang lainnya memilih jika tidak F-1 , F-2 pun tidak apa. F-1 istilah untuk bupati dan F-2 untuk wakil bupati.

Politik 'susuganan' yang bernaung dibalik realitas dan perkembangan politik itu menjadi pola yang diambil kebanyakan calon yang muncul saat ini. Sehingga karena minimnya 'sosok pemberani' menjadi F-1 , figur pendamping ini menjadi sangat menentukan. Keterpilihan HS dan Suranto akan ditentukan kepiawaian tim mereka dalam menentukan seorang figur calon wakil bupati. Alih-alih menang pilkada , karena salah menentukan pilihan wakilnya, calon yang diprediksi menang justru terjungkal di tengah jalan.

Masyarakat sebenarnya berharap hanya ada dua pasangan calon yang bertempur dalam pilkada Cianjur ini, selain akan memudahkan rakyat dalam menentukan pilihannya juga akan memudahkan rakyat pemilih melakukan seleksi dari program politik yang akan dibawa sang calon pemimpin. Hitam putih itu memudahkan mata lebih jernih menangkap sesuatu , termasuk gambar yang ada di bilik suara.

Hanya saja untuk ke arah sana cukup sulit, karena masing-masing partai tentu memiliki tujuan, ambisi dan program politik yang berbeda. Termasuk dalam pilkada serentak desember 2015 ini. Parpol yang ada di Cianjur kemungkinan akan terbagi kedalam 5 kutub partai antara lain Demokrat, PDIP, Golkar, PKS dan Gerindra. Parpol lainnya tanpa bermaksud mengecilkan peran mereka nampaknya akan berada di barisan pendukung lima kutub parpol tadi. Bila yang lima parpol ini juga dipilah bisa tinggal hanya dua atau tiga kutub politik saja pada waktunya nanti. Entah antar kutub partai mana yang bakal bertarung, hanya selama ini HS sudah digadang-gadang dari Partai Demokrat dan Suranto dari PDIP.


Tapi namanya juga politik bisa berubah menjelang garis finish. Perubahan politik masih terus berjalan dan partai-partai nampaknya lebih mengedepankan hasil survey ketimbang kebijakan ideologis dan idealisme partainya. Logika itu sangat bisa dimengerti karena pola pilkada langsung menawarkan pragmatisme politik yang lebih nyata dan ketara. Jika pilihan partai-partai hanya demi kemenangan kekuasaan semata, maka tidak akan ada KIH (Koalisi Indonesia Hebat) ataupun KMP (Koalisi Merah Putih), semua partai akan mencair dengan sendirinya. Selamat berjuang. ***

*) Penulis : Saep Lukman  , Analis Media Sosial dan Direktur Equivalent Mediatech